Kebudayaan Sunda Di Kampung Cikondang
Kampung Adat Cikondang
Rumah Adat Cikondang |
Di Jawa Barat tepatnya di Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan
Kabupaten Bandung tepatnya Bandung Selatan terdapat Benda Cagar Budaya Situs Rumah
Adat Cikondang yang lindungi oleh Undang-Undang. Menurut tokoh adat setempat
arti kondang yaitu terkenal karena adat istiadat yang diwariskan oleh tokoh
leluhurnya mampu dijaga sampai saat ini.
Nama lain dari Rumah Adat adalah Rumah Keramat karena konon
katanya dipercayai sebagai tempat yang harus dikeramatkan sampai kapanpun. Diantaranya
bentuk bangunan rumah adat tersebut tidak tergerus oleh kemajuan zaman sekarang
seperti bahan dasar bangunannya terbuat dari kayu dan bambu serta atap nya
terbuat dari ijuk.
Di dalam rumah adat tersebut tidak diperbolehkan adanya aliran
listrik dan alat elektronik seperti radio dan televisi. Oleh karena itu untuk
penerangan di dalam rumah adat
menggunakan cempor atau lampu minyak. Peralatan-peralatan yang digunakannya pun
masih menggunakan alat tradisional seperti tungku untuk memasak dan entik yaitu
gelas yang dibuat dari tempurung kelapa.
Upacara Wuku Taun Kampung Cikondang |
Agama yang dianut oleh masyarakat setempat di kampung
Cikondang adalah Islam. Dan penduduk setempat sampai saat ini masih memegang
teguh tradisi ritual adat leluhurnya seperti memperingati rangkaian upacara
diantaranya Upacara Wuku Taun, Upacara Ruwat Lembur, Upacara Ruwat Pertanian serta
ritual diadakannya 15 Muharam.
Tujuan diadakannya upacara-upacara tersebut selain
untuk menjalin silahturahmi warga setempat juga bertujuan untuk komunikasi antara
masyarakat dengan leluhur yang mereka anggap sangat berjasa dalam kehidupannya, mereka anggap leluhur tersebut sebagai orang yang merintis pemukiman adat di
cikondang.
Rumah adat Kampung Cikondang ini memiliki 5 jendela filosofi
nya adalah 5 waktu yaitu harus menjalankan kewajiban shalat, dan rumah nya
terdapat satu pintu filosofi nya adalah keyakinan bahwa tuhan itu hanya satu atau "asal ke tuhan kembali ke tuhan". Dan ada pantangan menurut tokoh adat setempat bahwa di hari Selasa, Jum’at dan
Sabtu tidak boleh menebang pohon dan memotong bambu serta tidak menerima tamu
atau masuk ke rumah adat bagi yang beragama kristen, hindu, dan budha. Selain
itu perempuan yang sedang mengalami haid tidak di perbolehkan masuk ke rumah adat karena
tempat tersebut dianggap suci.
Dialek Sunda Priangan masih kental dipakai oleh masyarakat
kampung Cikondang. Dialek bahasa sunda ini digunakan saat berbincang dalam
kehidupan sehari-hari.
Selain itu, kampung
cikondang juga memiliki ciri khas kesenian tradisional yaitu seni beluk yang
sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Beluk merupakan kesenian tembang buhun
atau kuno yang lebih mengutamakan tinggi rendahnya suara dan pemainnya hanya
membacakan wawacan. Seni beluk ini sangat erat kaitannya dengan wawacan oleh
sebab itu kesenian ini tidak dapat terlepas dari berbagai aturan pupuh seperti
Pupuh Kinanti, Pupuh Sinom, Pupuh Asmarandana dan Pupuh Dandanggula.
Penduduk setempat pekerjaan sehari-harinya adalah mengolah
lahan pertanian disamping palawija atau sayuran juga persawahan untuk ditanami
padi dan sebagian lahan yang lain digunakan sebagai kolam ikan. Sehingga warga
setempat benar-benar mandiri tidak tergantung kebutuhannya ke luar kampung
Cikondang.
Komentar
Posting Komentar